Sandwich Generation dan Fenomena yang Terjadi Saat Ini
Pernah dengar donk dengan istilah sandwich generation. Awalnya saya merasa aneh dengan istilah tersebut. Sandwich bukannya roti yang berisi daging dan segala macam variasinya. Singkat kata sandwich itu bisa diartikan juga sebagai roti lapis. Lalu apa hubungannya sandwich dengan generasi?
Baiklah, sebenarnya sudah lama saya ingin membawah mengenai sandwich generation ini mengingat fenomenanya sudah banyak sekali. Dan saya sendiri tak tahu apakah saya termasuk ke dalamnya. Seseorang termasuk golongan sandwich generation apabila orang tersebut masih membiayai keluarganya walau sudah berumah tangga dan membiayai hidup istri serta anak-anaknya.
Atau bisa juga dikatakan seseorang termasuk sandwich generation manakala harus membiayai hidup 3generasi, yang terdiri dari diri sendiri, orang tua dan juga anak-anaknya. Yang paling ngenes nih dari cerita-cerita yang saya dengar ada teman yang sampai membiayai keponakan dan juga kakak kandungnya yang sedang tidak bekerja. Kalau kakak kandungnya perempuan, yang jadi pertanyaan kemana suaminya! Duh jadi julid kan saya.
Jadi ceritanya saya mendapat curhatan dari salah satu teman. Dia memang hidup numpang di rumah orang tua dari istrinya. Di dalam rumah tersebut, ada ibu mertua, adik ipar dan juga kakak ipar yang sudah menikah dan memiliki satu orang anak.
Teman saya mengeluh kalau dia yang harus membiayai semua biaya operasional rumah mulai dari listri, air dan juga kebutuhan dapur. Sementara adik ipar dan kakak ipar yang notabene sudah bekerja tidak menyumbang uang untuk membantu biaya operasional rumah mereka.
Kalian pasti tahu donk sebuah rumah layaknya suatu perusahaan dimana roda kehidupan di dalamnya harus berputar. Kalau tidak maka anggota keluarga di dalamnya tentu merasakan kurang nyaman dan bahkan bisa kelaparan. Lho kok bisa? Misal tidak ada makanan di dalam rumah, ya bisa kelaparan donk. Lalu misal listrik padam karena belum bayar tagihan yang ada kepanasan karena tidak bisa menyalakan kipas angin misalnya.
Faktor Seseorang Menjadi Sandwich Generation
Menjadi bagian dari generasi sandwich generation tentu bukan suatu pilihan yang menyenangkan. Menurut saya pribadi berdasarkan curhatan para teman dan bisa jadi pengalaman pribadi, mengapa seseorang menjadi sandwich generation adalah:
- Tuntutan Orang Tua dan Saudara
Orang tua merupakan dua orang yang melahirkan kita sebagai anak. Tentu sebagai anak harus berbakti kepada kedua orang tuanya. Salah satu cara berbakti kepada kedua orang tua adalah dengan membantu mereka ketika sudah memasuki masa pensiun. Namun bagaimana apabila kita sebagai anak juga berada dalam kondisi pas-pasan? Tentunya kita harus memberikan pengertian kepada orang tua dan juga saudara bahwa tidak mampu membantu secara finansial.
Di dunia ini tidak mungkin menginginkan segala sesuatu harus sepemikiran dengan kita. Pasti ada yang pro dan kontra. Bahkan bisa jadi ada orang tua yang menuntut anak harus memberikan materi sebagai "balas jasa" karena telah membesarkan mereka. Naudzubillah min dzlik ya! Semoga kita dijauhkan dari tipe orang tua semacam itu. Aamiin.
- Ketidak Mampuan Melepaskan Diri
Saya pernah juga membaca status netizen di salah satu media sosial. Kalau tidak salah sih di Instagram. Terlepas dari benar atau tidak, netizen itu bercerita dia ingin sekali pergi meningglkan rumah namun entah mengapa tidak bisa.
Padahal dalam curhatannya, netizen tersebut mengatakan bahwa dia harus menanggung kebutuhan dari keponakannya, yaitu anak dari kakak perempuannya. Nah lo! Kalau memang itu ada di dunia nyata maka sangat disayangkan karena seseorang tidak mungkin menanggung beban hidup seorang diri sementara anggota keluarga lainnya hanya duduk berleha-leha.
Bagi saya pribadi, jika Anda memang sudah tidak sanggup lagi menjadi bagian dari sandwich generation, maka berterus teranglah kepada keluarga. Tiap manusia punya batasannya masing-masing dalam hal finansial.
Penutup
Menjadi sandwich generation bukan merupakan sesuatu yang hina. Malah dalam ajaran agama, kalian yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga besar akan mendapat pahala dari Tuhan.
Namun perlu diingat, Anda hanyalah manusia yang punya hati juga perasaan. Ada kalanya sedih dan kesal mengingat semua tumpuan ada di tangan Anda. Hal yang manusiawi kok ketika sedih, jengkel dan kesal jadi satu.
Mencoba untuk menerima dengan lapang dada adalah solusi ketika mendapat predikat sandwich generation. Selebihnya semua keputusan di tangan Anda apakah akan tetap jadi sandwich generation atau lepas dari predikat itu.
Posting Komentar untuk "Sandwich Generation dan Fenomena yang Terjadi Saat Ini"