Mengajak Ibu Naik Kereta Api, Pengalaman Paling Berkesan

Utamakan Keselamatan Lansia
Credit Photo: Pixabay


Sudah 4 tahun saya dan suami tidak pernah bepergian ke luar kota. Semenjak pandemi Covid-19, saya dan suami hanya melakukan liburan tipis-tipis dalam kota saja. Itupun liburan yang tidak jauh dari rumah, alias staycation saja.

Kalau dulu, hampir setiap tahun kami bepergian ke luar kota. Menyisihkan sedikit tabungan untuk sekadar healing. Terakhir tahun 2020 tepatnya di bulan Januari, kami mengajak Ibu ke Slawi, Jawa Tengah untuk berkunjung ke rumah kakak pertama Ibu yang sudah hampir berusia 100 tahun di tahun tersebut. Sekarang Siwa (biasa saya memanggil beliau) sudah meninggal dunia. Al Fatihah.

Berbicara mengenai pengalaman traveling, rasanya setiap moment jalan-jalan bersama suami selalu mengesankan. Hal ini dikarenakan travelling memberikan pengalaman yang mungkin akan diingat oleh kami berdua selama pernikahan. Sebagai bahan obrolan juga ketika kami sedang duduk berdua dan mengingat masa-masa pernikahan tentunya.

Namun yang menjadi tantangan bagi saya saat traveling bersama Ibu adalah bagaimana membuat perjalanan bersama lansia terasa nyaman dan juga aman. Mengingat lansia juga butuh untuk traveling meskipun tidak jauh. 

Ada beberapa manfaat traveling untuk lansia, misalnya saja:
  • Mencegah pikun
Lansia akan senang sekali apabila diajak jalan-jalan ke tempat keramaian. Saya melihat sendiri dari pengalaman mengajak Ibu ke mall atau pusat perbelanjaan lainnya. Lansia akan merasakan kegembiraan tersendiri manakala melihat keramaian, dan tidak hanya berada di dalam rumah saja.

Selepas dari pusat perbelanjaan, biasanya Ibu akan bercerita kembali tentang apa yang beliau lihat di lokasi tersebut. Pada umumnya lansia suka bercerita tentang segala hal dan kita sebagai anak semestinya mendengarkan dengan penuh seksama.
  • Sebagai sarana refreshing
Sebagai seorang manusia yang sudah mulai menurun beberapa fungsi organ tubuh, tentu menjadikan lansia rawan jatuh sehingga salah satu solusi agar tetap aman adalah dengan berada di rumah saja.

Tentu berada di rumah terus akan terasa membosankan. Dengan melakukan traveling maka menjadi sebuah hiburan tersendiri untuk lansia. Apalagi jika kota yang dikunjungi merupakan kota kelahiran atau kota yang memiliki sejuta kenangan.
  • Nostalgia
Dengan mengajak orang tua yang sudah menginjak lansia ke beberapa tempat yang pernah mereka kunjungi, setidaknya akan mengenang masa muda. Ibu saya pun demikian ketika saya ajak ke Solo, beliau akan bernostalgia masa-masa SMP dan SMA dimana tentu saja hal itu sudah lama sekali berlalu. Mungkin puluhan tahun berlalu.

Nostalgia masa lalu biasanya akan memberi kebahagiaan kepada lansia itu sendiri. Meskipun tak dapat diulangi, namun lansia yang melakukan traveling akan merasa puas karena telah mengunjungi tempat yang penuh kenangan.

Saya ingin bercerita sedikit mengenai pengalaman mengajak Ibu ketika usia beliau 70an. Usia dimana sebenarnya Ibu sudah tidak fit lagi seperti zaman dahulu kala. Jadi pengalaman ini terjadi di tahun 2019 dan juga tahun 2020. 

Di tahun tersebut sebenarnya Ibu sudah dinyatakan mengidap osteoporosis, namun ada janji yang beliau harus tunaikan yaitu berkunjung ke rumah teman lama di Solo. Singkat cerita tahun 2019 kami bertiga pergi ke Solo menggunakan transportasi kereta api.

Naik Kereta Api Mengajak Lansia, Utamakan Keselamatan

Saya senang sekali bisa mengajak ibu ke Solo. Beliau pun excited sekali meskipun harus menggunakan tongkat ketika berjalan kemanapun juga. Saya dan suami saling bergantian menjaga ibu selama perjalanan, terlebih ketika sudah tiba di Stasiun Solo Balapan.

Yang agak sedikit ngeri adalah ketika tiba di Stasiun Solo Balapan, penumpang kereta api harus turun menggunakan tangga manual pada pintu gerbong kereta api, sehingga membuat Ibu harus berhati-hati ketika menuruni anak tangga.

Berbeda ketika kami naik kereta api dari Stasiun Gubeng, Surabaya dimana tak perlu menaiki tangga karena pintu gerbong sudah sejajar dengan jalan masuk ke  kereta. Nah, di stasiun Solo Balapan tidaklah demikian sehingga tentu saja bagi penumpang yang kurang berhati-hati berisiko terjatuh apabila lengah.

Mungkin bisa dijadikan pengalaman untuk kalian juga, di saat bepergian menggunakan kereta api dan harus mengajak lansia, maka coba terapkan hal berikut:
  • Selalu dampingi lansia kemana saja selama perjalanan. Ketika lansia ingin ke toilet di stasiun kereta api, maka ditemani dan jangan biarkan pergi ke toilet seorang diri. Hal ini untuk mencegah lansia terpleset akibat lantai yang licin misalnya.
  • Bawa obat-obatan lengkap selama perjalanan. Khawatir apabila lansia mabuk di perjalanan, maka sediakan minyak angin dan obat pereda sakit kepala. Kondisi toilet di dalam kereta api yang tidak memungkinkan lansia untuk buang air dapat disiasati dengan menggunakan pampers sementara selama di perjalanan.
  • Sediakan camilan untuk lansia yang traveling. Meskipun porsi makan seseorang yang sudah menginjak lansia sudah tidak banyak, namun camilan bagi Ibu saya merupakan hal yang wajib. Ketika traveling menggunakan kereta api, pastinya selama beberapa jam kita hanya duduk melihat pemandangan di luar kereta dan terasa sangat membosankan. Ada baiknya menikmati pemandangan sambil makan camilan untuk para lansia yang melakukan traveling agar selama perjalanan tidak bosan dan jenuh.
  • Jangan jalan terlalu cepat ketika traveling bersama lansia. Saya paham kalian masih muda sehingga tentu ingin jalan untuk sampai tujuan. Namun pahamilah ketika traveling membawa lansia karena pastinya sudah tidak dapat berjalan dengan cepat lagi. Saya dan suami selalu berusaha jalan bersama dengan Ibu ketika traveling menggunakan kereta api. Suami berjalan di depan, saya berjalan sejajar atau di belakang Ibu. Hal ini kami lakukan untuk menjaga agar Ibu tetap aman selama berada di stasiun kereta api.

Semoga bermanfaat ya!
Maria Tanjung
Maria Tanjung Jika ingin bekerja sama di blog ini, Anda dapat menghubungi saya di titikterang751@gmail.com Terima kasih

Posting Komentar untuk "Mengajak Ibu Naik Kereta Api, Pengalaman Paling Berkesan"