Pesan Moral yang Didapat Setelah Menonton Squid Game Season 2
Credit Photo: Netflix |
Siapa di sini pembaca blog saya yang sudah menonton drama Korea Squid Game season 2? Saya donk sudah tamat, wkwkwk. Dalam 2 hari menuntaskan 7 episode Squid Game season 2 yang cukup seru juga, bahkan menurut saya terbilang lebih seru dibanding season satunya.
Yang beda di Squid Game season 2 yaitu menampilkan salah satu tokoh eksekutor bertopeng dimana ternyata berjenis kelamin perempuan. Sebab selama ini yang kita tahu para eksekutor bertopeng itu hampir semuanya laki-laki. Eksekutor perempuan di Squid Game Season 2 diperankan oleh Park Gyu-young.
Park Gyu-young memerankan tokoh Kang No-eul dimana memiliki anak yang sedang menderita sakit parah. Plot twistnya dari drama ini ternyata suami Kang No-eul ikut bermain di Squid Game sebagai peserta. Suami Kang No-eul diperankan oleh Lee Jin-wook yang berperan sebagai peserta nomor 246.
Awalnya di Squid Game season 1 berkisah tentang seorang laki-laki bernama Seong Gi-hun yang sangat putus asa dalam hidupnya. Rumah tangganya berantakan dan dia harus bercerai dengan istrinya. Sementara anak perempuan satu-satunya ikut mantan istri dan akan pindah ke Amerika.
Gi-hun memiliki utang yang sangat banyak. Dia juga suka sekali bermain judi ketangkasan kuda namun tak pernah menang. Nasibnya yang malang bertambah manakala hadiah judi berjumlah 4 juta won dicopet oleh seorang perempuan yang akhirnya bertemu dengannya di arena permainan Squid Game.
Squid Game merupakan ajang permainan sekaligus pertandingan antara 456 peserta dimana semuanya memiliki masalah yang sama yaitu terlilit utang dalam jumlah besar. Yang namanya pertandingan pastinya ada pemenang namun ada juga yang kalah.
Sialnya adalah, peserta yang kalah bukan hanya tidak bisa membawa uang hadiah namun juga harus meregang nyawa karena aturan dari permainan adalah peserta yang kalah harus ditembak mati oleh para ekskutor bertopeng.
Seong Gi-hun, pemain nomor 456 di Squid Game season 1 telah memenangkan permainan dan berhasil mengalahkan 455 peserta lainnya. Itu artinya 455 peserta lainnya harus gagal dan berujung ditembak mati oleh eksekutor dalam permainan sebagai jalan Gi-hun menuju kemenangan. Tentu saja Gi-hun membawa 45,6 milyar won. Dengan jumlah yang cukup fantastis, Gi-hun seharusnya sudah bisa hidup bahagia dan senang di luar negeri.
Akan tetapi Gi-hun tidak melakukannya! Berbekal hadiah dari kemenangannya, selama 3 tahun Gi-hun berusaha mencari siapa di balik dalang permainan mematikan ini. Hingga akhirnya Gi-hun pun kembali lagi ke arena permainan mematikan tersebut. Tentu saja dengan nomor yang sama sebagai peserta yaitu 456.
Pada tulisan kali ini saya tidak ingin menulis tentang sinopsis drakor Squid Game Season 2, tapi lebih kepada pesan moral yang ingin disampaikan melalui drama ini. Namun kembali lagi, pesan moral itu juga berdasarkan pendapat saya pribadi yang mungkin berbeda dengan kalian.
Pesan Moral Setelah Menonton Squid Gama Season 2
1. Seorang Ibu akan Selalu Memaafkan Anaknya
Yang unik dari Squid Game season 2 dimana pesertanya ada yang berstatus ibu dan anak. Adalah peserta nomor 149 bernama Jang Geum-ja merupakan ibu dari peserta nomor 007 yang bernama Yong-sik.
Yong-sik yang memiliki utang cukup banyak memutuskan untuk bergabung di Squid Game dengan harapan utangnya bisa lunas. Tanpa sepengetahuannya ternyata sang ibu juga menjadi peserta di Squid Game. Siapa sangka ibu Yong-sik ini juga ingin membantu melunasi utang-utang anaknya dengan bermain di Squid Game.
Pada permainan ketiga dimana peserta harus mencari pasangan untuk bisa masuk ke sebuah ruangan, tak sengaja Yong-sik dipaksa untuk bergabung dengan dua orang peserta lainnya. Tentu saja hal ini membuat Yong-sik berpisah dari ibunya. Sebenarnya Yong-sik bisa saja menolak, namun karena kondisi arena chaos, maka Yong-sik tak punya pilihan selain bergabung dengan dua orang peserta itu untuk masuk ruangan agar tidak terbunuh.
Untung saja ibunya yaitu peserta nomor 149 berhasil selamat karena diajak masuk ke ruangan oleh peserta lainnya. Yong-sik pun meminta maaf kepada ibunya karena telah meninggalkannya dan sang ibu tetap memaafkan dengan kebesaran hati.
Bayangkan, sudah bertaruh nyawa untuk melunasi utang anak, peserta 149 juga terpaksa harus terpisah dengan Yong-sik agar anaknya bisa lolos dalam permainan tersebut. Taruhannya lagi-lagi nyawa sang ibu bisa melayang apabila tidak segera masuk ke ruangan yang sudah tersedia.
2. Jangan Mudah Percaya Kepada Siapapun.
Frontman yang menyamar sebagai peserta dengan nomor 001 ternyata bisa memerankan sosok hangat dalam pertemanan. Tentu saja Gi-hun menyambut baik kedatangan teman baru dengan ramah, tanpa ada prasangka.
Sebenarnya Gi-hun sudah harus curiga ketika Frontman tiba-tiba memanggi namanya dengan sebutan Gi-hun, bukan sebutan 456. Gi-hun awalnya juga bertanya, "kok kamu tahu namaku?". Tapi Frontman tidak kalah cerdas dengan menjawab bahwa dia mendengar Jung Bae telah memanggilnya dengan panggilan Gi-hun. FYI, Jung Bae adalah peserta nomor 390 yang merupakan sahabat lama Gi-hun.
Ibarat salesman yang andal, peserta 001 alias frontman juga mudah sekali memengaruhi Gi-hun tentang strategi dalam memenangkan permainan, hingga prediksi dia tentang berapa jumlah peserta yang harus masuk ke dalam ruangan di permainan ketiga.
Akhirnya Gi-hun pun mempercayai frontman sebagai salah satu partner untuk bisa menyerang balik arena Squid Game demi bisa menemukan dalam di balik permainan keji ini. Saking percayanya Gi-hun, dia tak sadar kalau Frontman juga memasang jebakan kepada dirinya. Akibatnya Gi-hun dan peserta lain harus kalah dalam penyerangan terhadap pasukan eksekutor dan berakhir dengan ditembaknya beberapa peserta termasuk sahabat Gi-hun.
Seharusnya dari awal, Gi-hun sudah bisa menangkap ada yang tidak beres dari bahasa tubuh serta gelagat mencurigakan dari peserta 001 dan juga berkaca dari pengalaman sebelumnya. Peserta 001 pada Squid Game season 1 juga ternyata dalang dari permainan tersebut.
Tapi balik lagi ya ka... Kalau Gi-hun sudah peka terhadap keberadaan 001 nanti drakornya ga tayang donk, bisa langsung tamat dengan happy ending, wkwkwk. Ya sudahlah, intinya kita jangan mudah percaya dengan orang lain apalagi baru dikenal. Sama kenalan lama saja tidak disarankan untuk percaya 100% kok, apalagi sama orang yang baru dikenal.
3. Berusaha Jujur Jika Ingin Memecahkan Suatu Masalah
Win Ha-jun berperan sebagai seorang polisi bernama Hwang Jun-ho yang sedang mencari kakaknya yang hilang. Ternyata sang kakak berada di arena Squid Game dan Jun-ho mengetahui sebuah fakta bahwa kakaknya merupakan frontman alias dalang di balik permainan keji tersebut.
Namun ketika Jun-ho bertemu dengan Gi-hun setelah permainan usai, Jun-ho berbohong kepada Gi-hun bahwa dia belum menemukan sang kakak yang diketahui hilang tersebut. Andaikata Jun-ho bilang terus terang kepada Gi-hun bahwa sang kakak adalah frontman yang dicari oleh Gi-hun, tentu dari awal permainan Squid Game bisa dicegah dan tidak menimbulkan korban tewas lebih banyak lagi.
Tapi kalau dispill duluan identitas sang kakak, nanti dramanya gak jadi lanjut donk, wkwkwk.
4. Jangan Ingin Mendapatkan Sesuatu Dengan Cara Instan
Kalau kalian adalah penonton Squid Game sejak season 1, maka hampir semua peserta punya masalah yang sama, yaitu berkaiatan dengan UANG! Ada peserta yang terlilit utang banyak, ada peserta yang tergiur dengan investasi bodong, dan ada peserta yang membutuhkan uang untuk operasi ganti kelamin seperti yang ingin dilakukan peserta nomor 120.
Intinya semua akar masalah adalah uang. Sungguh menyedihkan juga ya. Uang memang bukan segalanya namun segalanya akan menjadi mudah karena uang. Begitu ya kira-kira quotes terkini yang sering saya dengar.
Dan polanya bisa kita lihat bahwa seluruh peserta Squid Game tergiur dengan hadiah yang ditawarkan yaitu sejumlah uang yang tidak sedikit. Namun tentu saja taruhannya nyawa. Bagi mereka saat ini, ikut menjadi peserta Squid Game merupakan cara tercepat untuk mendapatkan uang.
Namun cara instan terkadang bukan solusi untuk memecahkan masalah. Misalnya saja ketika ingin punya uang banyak, seseorang memilih ikut judi online dengan harapan menang. Ternyata harapan tak sesuai ekspektasi. Ikut judi online malah membuat kalah, hingga terlilit utang yang besar. Bagaimana melunasi utang tersebut? Yang ada di pikirannya bisa jadi melakukan cara instan kembali, hingga akhirnya tidak akan pernah menemukan solusi kecuali dirinya mati.
Tentu rasa putus asa seperti yang dimiliki oleh para peserta Squid Game di kehidupan nyata juga banyak kok. Namun kembali lagi, bagaimana cara menyikapi rasa putus asa tersebut pada masing-masing individu.
Apabila seseorang diberikan pendidikan karakter semenjak dini, maka akan membentuk kepribadian serta nilai moral yang baik terhadap individu tersebut, sehingga kemungkinan rasa putus asa yang besar akan dihadapi tidak dengan menempuh jalan singkat yang berdampak negatif.
Jika kalian ingin membaca beragam cerita kehidupan lainnya, bisa mengunjungi blog Okti Li dimana setelah membacanya mungkin kita bisa jadi lebih termotivasi untuk terus semangat dalam menjalani kehidupan ini.
Semoga menginspirasi.
Posting Komentar untuk "Pesan Moral yang Didapat Setelah Menonton Squid Game Season 2"